Sunday 1 March 2015

Ide Goblok Agar Jakarta Bebas Macet


Jangan tanyakan berapa kilometer jarak antar kota di Jabodetabek, tetapi bertanyalah berapa jam waktu yang diperlukan untuk perjalanan antar kota di Jabodetabek (@leonard_bayu)

Pernahkah anda dalam perjalanan antar kota di Jakarta menghabiskan waktu ber jam-jam karena kemacetan lalu lintas? Luas wilayah Jakarta dibandingkan dengan  puluhan juta jiwa penduduk bukan proporsi yang seimbang, ditambah dengan mobilitas yang tinggi dari setiap warganya. Kendaraan umum semacam Transjakarta pun belum memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk memenuhi keinginan warga Jakarta yang ingin cepat sampai tujuan. Karena menunggu bus Transjakarta pun memerlukan waktu hampir satu jam, itu pun belum lagi ditambah lama perjalanan dalam bus. Dalam buku Time Is More Valuable Than Money mengungkapkan bahwa sejatinya waktu lebih mahal daripada uang. Uang yang habis bisa dicari lagi, tetapi tidak dengan waktu. Kemacetan lalu lintas berdampak kerugian waktu, uang, dan pikiran, Oleh karenanya banyak bos-bos besar yang menginvestasikan uangnya agar dapat terhindar dari kemacetan lalu lintas yang memakan banyak waktu.
Kembali pada pertanyaan sampai kapan Anda akan menyia-nyiakan waktu untuk menempuh perjalanan 4 hingga 6 jam pulang pergi dari tempat kerja Anda di Jakarta menuju rumah di Depok/Bekasi/Tangerang? Diperlukan cara yang sangat goblok agar baik Jakarta dan kota-kota pinggirannya bisa benar-benar bebas dari macet. Berikut ini adalah beberapa ide goblok yang mungkin akan sangat efektif untuk menghilangkan kemacetan DKI.
1.      Gaji Minimum Perusahaan Diwajibkan 12 Juta Rupiah per Bulan
Sumber: http://www.aktualpost.com
Perusahaan yang tidak mampu memenuhi gaji minimal tersebut diwajibkan untuk pindah tempat di luar Jakarta. Arus urbanisasi yang terbilang besar disebabkan oleh persepsi masyarakat terhadap perusahaan-perusahaan Jakarta. Masyarakat yang berasal dari luar Jakarta cenderung memilih menjadi perantau di Jakarta karena menawarkan pendapatan yang lebih besar dibanding perusahaan di luar daerah Jakarta dan Jabodetabek. Lambat laun para perantau ini akan menetap dan memerlukan rumah, padahal harga rumah di wilayah Jakarta sangat mahal atau hampir tidak terbeli. Pilihan rumah adalah di pinggiran Jakarta seperti Tangerang, Depok, Bogor, Bekasi yang akan menyebabkan padatnya lalulintas ketika para pekerja urban ini berangkat atau pulang kerja. Aturan gaji minimal 12 juta ini akan berjalan efektif karena dipastikan banyak perusahaan di Jakarta yang tidak mampu menggaji dengan besarnya nominal gaji minimal tersebut. Dengan berkurangnya jumlah perusahaan yang tidak sanggup menggaji karyawannya minimal 12 juta rupiah/bulan di Jakarta, maka arus urbanisasi dapat dikurangi.
2.      Menciptakan Jalan Bebas Banjir
Sumber: http://bulletinmetropolis.com
Padatnya arus lalu lintas ditambah dengan banjir merupakan kombinasi ampuh penyebab kemacetan parah karena pengendara dihadapkan pada pilihan untuk maju menerjang banjir, berteduh di bawah jalan layang, atau berbalik arah. Kegiatan berbalik arah inilah yang mengacaukan lalu lintas. Jalan yang bebas banjir bisa dilakukan dengan perbaikan dan perawatan berkala pada drainase agar luapan air dapat terserap sempurna. Untuk wilayah yang cekung meskipun sudah ada drainase tetapi tetap banjir bisa diatasi dengan menambah tinggi jalan terhadap permukaan air banjir. Untuk cara yang lain agar jalanan Jakarta bebas genangan air bisa dipikirkan oleh Pemprov DKI sendiri.
3.      Perusahaan Wajib Memberi Fasilitas Mess
Pulang pergi karyawan dari rumah ke kantor menimbulkan arus lalu lintas yang padat. Kepadatan yang tidak terkendali inilah yang merupakan sumber kemacetan permanen. Memberikan mess bagi karyawan merupaka upaya untuk mereduksi arus berangkat dan pulang di jalan raya. Mess untuk karyawan ini bisa ditempatkan pada atap gedung atau bekerja sama dengan instansi di sebelahnya untuk membangun mess.
4.      Pembagian Wilayah Hari Libur (jumat-sabtu untuk wilayah utara dan minggu-senin untuk wilayah selatan)
Tekanan kerja berlebih adalah hal biasa di Jakarta. Sebagai kompensasi untuk mengatasi stress di ibukota adalah berwisata ke luar kota. Biasanya warga Jakarta akan meluangkan waktu pada akhir pekan (sabtu dan minggu) untuk berlibur di Bandung, Puncak dan sekitarnya. Arus perjalanan pulang pergi dari Jakarta ke Bandung sudah terbukti dapat melumpuhkan lalu lintas diantara kedua kota tersebut. Solusi untuk mengatasinya adalah membagi beban kemacetan tersebut dengan hari libur yang berbeda. Hari libur jumat-sabtu dikhususkan untuk instansi/perusahaan di wilayah Jakarta belahan utara, di bagian belahan selatan hari libur dikhususkan  pada hari minggu-senin. Pembagian wilayah hari libur ini diharapkan mampu mereduksi arus lalu lintas hingga 50%.  Berdasarkan analisa wilayah utara  akan berangkat berlibur ke luar kota pada hari kamis malam dan pulang pada sabtu sore, sehingga tidak bentrok dengan wilayah selatan yang mulai berlibur hari minggu. Pembagian libur ini bisa ditiadakan setelah Jakarta benar-benar bebas macet.
5.      Passport Khusus Memasuki Wilayah DKI
Wajah baru para pendatang yang muncul usai Lebaran menyebabkan efek kepadatan penduduk yang menuju kemacetan lalu lintas permanen bagi Jakarta. Para pendatang ini biasanya tanpa dibekali dengan skill yang memadai namun tetap nekat dengan harapan memperoleh pekerjaan dengan imbalan yang lebih tinggi daripada di kampung halaman. Untuk menghalau kepadatan populasi para pendatang diperlukan passport sehingga tidak sembarang orang memasuki wilayah Jakarta, sementara untuk warga Jakarta hanya perlu menunjukan KTP DKI atau para pekerja di luar daerah dengan menunjukan ijin tinggal di DKI. Selain dapat mengatasi kemacetan, program passport khusus ini juga bermanfaat untuk menangani daerah kumuh di Jakarta.
6.      Koruptor dan Mantan Koruptor Dilarang Menjadi Anggota DPR dan Pejabat Pemerintah.


Maling berpenampilan santun rapih sangat berbahaya bagi sebuah Negara. Mereka bisa saja bermain cantik dengan menggerogoti dana proyek untuk mengatasi permasalahan sebuah kota seperti penanggulangan macet dan banjir. Program mobil murahan yang diloloskan juga berdampak buruk menambah kemacetan jalan. Bahaya yang terparah adalah membuat undang-undang agar mereka memiliki celah untuk membebaskan diri agar kebal terhadap tindak pidana korupsi. Oleh sebab itu syarat utama untuk menjadi anggota dewan, ketua DPR/MPR, gubernur, walikota, sampai ketua RT adalah tidak ada riwayat korupsi sebagai langkah preventif agar tidak ada koruptor yang mewakili dan memimpin rakyat. 

Waktu yang berlalu hanya akan menjadi kenangan dan tidak dapat dikembalikan lagi. Manusia hanya bisa menghargai waktu dengan menghematnya. Dengan mengurangi kemacetan maka para manusia Jakarta akan memiliki lebih banyak waktu luang. Mereka bisa melakukan apapun yang mereka sukai, mereka bisa memberikan perhatian pada anak, istri/suami, dan orang tua, mengerjakan hobby, dll. Dengan demikian indeks kebahagian manusia Jakarta akan meningkat. Semoga Jakarta dapat segera terbebas dari kemacetan lalu lintas.

Saturday 14 February 2015

Trik Berhemat Dengan Fasilitas Perusahaan


Jakarta tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, Jakarta hanya bisa dipindahtempatkan (Hukum Kekekalan Jakarta)
Hidup di kota-kota besar khususnya Jakarta adalah konsekwensi dari mantan mahasiwa yang sebagian besar berasal dari fakultas teknik dengan jenis pekerjaan yang sesuai disiplin ilmunya. Adalah sebuah pilihan hidup yang berat untuk merantau di kota besar mengingat jarang dan bahkan belum ada pekerjaan di daerah asal yang menawarkan pendapatan yang lebih besar. Namun sayangnya pendapatan yang lebih besar ini berbanding lurus dengan harga kebutuhan untuk hidup layak, sehingga pengeluaran para pekerja rantau terbilang besar.
Biaya sewa kamar kos, biaya makan, rekreasi, dan kesehatan merupakan biaya terbesar bagi pendatang. Harga minimal sewa kamar kos non AC di Jakarta untuk tempat yang layak berkisar Rp 650,- hingga Rp 850,- biasanya dengan fasilitas tambahan cuci gosok. Rekreasi dan perwatan kesehatan juga merupakan porsi besar pengeluaran, karena tingkat stress di kota-kota besar cukup tinggi. Biaya yang diperlukan untuk rekreasi dan kesehatan ini tergantung gaya hidup dari pekerja rantau. Untuk urusan perut, pekerja rantau bisa menghabiskan dana minimal Rp 900,- dengan asumsi sekali makan dengan menu warteg sebesar Rp 10,- atau Rp 30,- per hari.
Sebagai orang berpendidikan tentu ada cara lain untuk ‘memindahtempatkan’ pengeluaran yang lumayan besar tadi. Salah satu pengeluaran yang lumayan besar adalah biaya makan. Agar Rp 30,- per hari bisa direduksi secara signifikan dengan tetap dapat menjalani gaya hidup sehat dari nutrisi makanan diperlukan beberapa trik yang harus dijalani secara konsisten, yaitu dengan memanfaatkan fasilitas gratis yang bisa diperoleh di pabrik tempat bekerja. Berikut beberapa trik yang patut dicoba bagi perantau untuk berhemat di kota besar seperti Jakarta:
1.       Air Minum
Sumber: avrilend.files.wordpress.com
Air merupakan sumber kehidupan dan manusia tidak dapat hidup dari nasi saja melainkan juga dari air. Trik ini memerlukan modal berupa tempat air minum berkapasitas 2 liter. Lakukan trik ini sesudah pulang kerja dengan mengisi tempat air minum tadi dari dispenser yang disediakan perusahaan. Khusus untuk hari Jumat sediakan lebih dari dua botol air minum untuk persediaan di  hari Sabtu dan Minggu. Kebutuhan air manusia 2 liter per hari sedangkan harga air mineral rata-rata Rp 5, sehingga biaya yang dapat dihemat adalah Rp 150,- per bulan.
2.       Sayuran
Sumber: http://blogobat.com
Trik ini dilakukan dengan penuh kepekaan tentang apa yang tumbuh di kawasan perusahaan. Beberapa tanaman yang telah saya temui yang bisa dijadikan sayur adalah bunga turi dan krokot. Bermodalkan dua bungkus sambal pecel yang dengan mudah didapat di minimarket dengan harga Rp 11,- yang cukup digunakan hingga seminggu, pecel turi dan krokot siap dihidangkan bersama nasi yang ditanak sendiri. Biaya yang bisa dihemat mencapai Rp 600,- per bulan.
3.       Buah-buahan

Seperti pada poin nomor 2 dengan memanfaatkan apa yang tumbuh di halaman pabrik. Buah buahan yang bisa didapat adalah mangga, jambu air, delima, jambu biji. Meskipun bukan buah yang mahal, tetapi cukup untuk memenuhi asupan vitamin secara murah. Biaya yang bisa dihemat diperkirakan Rp 45,- per bulan.
4.       Snack Sisa

Snack yang tersisa bisa diperoleh setelah ada rapat maupun berbagai kegiatan lain. Memanfaatkan snack sisa dapat membantu program go green dan Hari Pangan Sedunia karena sisa makanan yang dibuang akan menimbulkan gas metana yang berdapak buruk terhadap lingkungan.
5.       Gula dan Teh
Sumber: http://www.bumn.go.id
Untuk menemani makan snack sisa akan lebih nikmat dengan segelas teh manis hangat. Untuk mendapatkan gula dan teh secara cuma-cuma silakan datang ke pantry. Ambil gula dan beberpa teh celup secukupnya. Jangan lupa untuk menyisakan beberapa helai teh dan kopi bagi yang akan membutuhkan di pantry.
6.       Sisa Nasi Kotak

Proyek berupa maintenance besar memerlukan makanan ekstra setiap sore bagi para pekerja. Makanan ekstra ini berupa nasi kotak yang setiap sore biasanya tersisa lebih dari 4 kotak, sisa dari makanan ekstra ini dapat digunakan untuk sarapan esok harinya. Dengan asumsi harga satu porsi makanan adalah Rp 10,- dalam 1 bulan biaya yang bisa dihemat mencapai Rp 300,-
7.       Membawa Rice Cooker ke Tempat Kerja.
Sumber: http://media.offbeatempire.com
Membawa rice cooker ke tempat kerja untuk menanak nasi merupakan trik penghematan yang paling menantang dan perlu memotong urat malu untuk melakukannya. Ketika tidak ada lagi proyek, otomatis tidak ada jatah makan siang dan malam, maka untuk menekan biaya makanan pokok diperlukan rice cooker yang bisa memasak nasi sekaligus sayuran dan lauk pauk. Bermodalkan rice cooker mini seharga kurang lebih Rp 200,- dapat digunakan untuk menghemat pengeluaran hingga Rp 300,- untuk makan siang selama satu bulan.

Dengan menerapkan trik-trik tersebut untuk berhemat, biaya yang bisa direduksi untuk memenuhi kebutuhan makan per bulan mencapai Rp 700,- asalkan dilakukan secara konsisten. Godaan-godaan makanan mahal tetapi tidak sehat menjadi tantangan yang berat sehingga sering kecolongan untuk melepas isi dompet untuk kebutuhan tersebut. Diperlukan kesabaran agar tidak larut dalam godaan yang menggagalkan trik hemat ini. Meskipun tergolong hal yang agak ekstrim, trik ini cocok diterapkan bagi para pekerja di kota besar saat tahun pertama perantauan. Berhemat adalah langkah pertama jika belum mampu untuk menambah besar penghasilan atau lebih baik bertahan daripada kebobolan. Semoga trik-trik ini dapat menjadi langkah awal untuk mencapai kebebasan finansial. (Bayu)